Kamis, 07 Februari 2013

EKOSISTEM

                                                      KONSEP DASAR EKOSISTEM
Ekologi ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhlukhidup maupun interaksi antara makhluk hidup danlingkungannya.
                Komponen penyusun ekologi :
1.       Faktor Biotik yaitu makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan,tumbuhan, dan mikroba
       Faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
       Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
       Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
a.       Individu
Individu merupakan organisme tunggal, seperti seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia.
Penyesuaian diri makhluk hidup dengan lingkungan disebut adaptasi. Macam2 adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu :
1.  Adaptasi morfologi, penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contoh : gigi-gigi khusus, moncong, paruh, daun, akar.
2. Adaptasi fisiologi, penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contoh : kelenjar bau, kantong tinta, mimikri pada kadal.
3. Adaptasi tingkah laku, yaitu adaptasi yang didasarka
b.    Populasi
Populasi yaitu kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah tertentu dan  waktu tertentu. Ukuran populasi berubah sepanjang waktu, dan perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi.
q  Karakteristik populasi antara lain :
1. Kepadatan (densitas)
2. Laju kelahiran (natalitas)
3. Laju kematian (mortalitas)
4. Potensi biotik
5. Penyebaran umur
6. Bentuk pertumbuhan
               
Dinamika populasi disebabkan oleh :
1. Imigrasi Yaitu perpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, yang mana di daerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya.
2. Emigrasi Yaitu peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun.
c. KOMUNITAS
Merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
                d. EKOSISTEM
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksiyang menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem.Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhanhijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme).
2.       Faktor Abiotik  yaitu suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi.
Faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia, faktor abiotik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah :
a. Suhu
        Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup.
b. Sinar matahari
        Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu.  Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
        Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Merupakan tempat hidup bagi organisme dan menyediakan unsur- unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f.  Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.g.
g.  Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula, yang menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi.
B. INTERAKSI
1.Interaksi antar-organisme :
1.       Netral 
2.       Predasi
3.       Parasitisme
4.       Komensalisme
5.       Mutualisme
2. Interaksi antar-populasi :
        1.            Alelopati
        2. Kompetisi
3.Interaksi antar komunitas
4.Interaksi antara komponen biotik dan abiotik

C.ALIRAN ENERGI
Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi ke bentuk energi yang lain. Dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen primer, konsumen tingkat tinggi, sampai ke saproba di dalam tanah.
       Siklus ini berlangsung dalam ekosistem. Produsen merupakan makhluk hidup yang mampu menangkap energi matahari untuk kegiatan fotosintesis sehingga dapat menghasilkan materi organik yang berasal dari materi anorganik.
        Bumi mendapatkan pasokan energi dari matahari sebanyak 1022 Joule tetapi hanya sekitar 1 % yang dapat diperoleh produsen dan diubah menjadi energi kimia melalui fotosintesis.
D.Dekomposer
Merupakan makhluk hidup yang memperoleh makanannya dengan cara menguraikan senyawa-senyawa organik yang berasal dari makhluk hidup yang sudah mati. Dekomposer berperan mengembalikan materi ke lingkungan abiotik dan digunakan kembali oleh tumbuhan hijau.

1.PIRAMIDA ENERGI
Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi diperoleh organisme dari makanan yang dikonsumsinya dan dipergunakan untuk aktivitas hidupnya. Keseluruhan energi dalam sebuah ekosistem dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu : Energi total pada tingkat trofik produsen dapat diukur dengan cara membakarnya (kalori atau energi panas dari pembakaran sama dengan energi yang terkandung pada materi organik produsen. Menentukan prosentase energi (dengan mengukur rata-rata fotosintesis dengan respirasi serta menghitung jumlah energi yang terperangkap di dalam materi hidup produsen).
 2.PIRAMIDA JUMLAH  
Dengan cara menghitung jumlah makhluk hidup pada setiap tingkat trofik. Dalam kenyataannya, pengukuran jumlah energi dengan cara menghitung jumlah makhluk hidup mempunyai kelemahan, hal ini disebabkan perbedaan ukuran makhluk hidup.
3. PIRAMIDA BIOMASSA
Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan. Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Piramida biomassa masih memiliki beberapa kelamahan, yaitu beberapa makhluk hidup memiliki kecenderungan untuk mengumpulkan biomassa pada periode waktu lebih panjang, sedangkan yang lainnya tidak.

D. PERAN KOMPONEN EKOSISTEM  DALAM DAUR BIOGEOKIMIA
Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.

pengamatan ikan


Tabel hasil pengamatan ikan dalam 1 MENIT
Percobaan I
Gerak ikan
Air kolam
Suhu 30˚
Suhu 37˚
Suhu 50˚
Gerak insang
84
93
102
55
Gerak mulut
69
73
100
38
Gerak sirip
86
22
40
23
Gerak mata
10
3
5
-

Penjelasan : Suhu pada air berpengaruh pada gerak ikan,semakin tinggi suhu air,gerak ikan semakin melambat.Kelangsungan hidup ikan dapat diketahui melalui tabel di atas.
Percobaan II
Gelas 1 : Air tanpa cuka
Bahan Pengamatan
Jumlah
Gerak ikan
7
Gerak mulut
60
Gerak insang
69
Gerak mata
5
Gerak sirip
48

Gelas 2 : Dengan air cuka 2 ml
Bahan Pengamatan
Jumlah
Gerak ikan
26
Gerak mulut
17
Gerak insang
22
Gerak mata
8
Gerak sirip
7

Gelas 3 : Dengan cuka 4 ml
Bahan Pengamatan
Jumlah
Gerak ikan
9
Gerak mulut
11
Gerak insang
18
Gerak mata
5
Gerak sirip
6

Rata—rata hasil pengamatan
1.      Gerak ikan  22/3 = 7,33
2.      Gerak mulut  88/3 = 29,33
3.      Gerak mata 18/3 = 6
4.      Gerak insang 109/3 = 36,3
5.      Gerak sirip 61/3 = 20,33

pencemaran air


Makalah Pencemaran Air

DAFTAR ISI


Daftar Isi……………………………………………………………………………………1
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………….2
1.1  Latar Belakang…………………………………………………………………...2
1.2  Rumusan Masalah………………………………………………………………..3
1.3  Tujuan……………………………………………………………………………3
Bab II Pembahasan………………………………………………………………………….4
2.1 Penyebab dan Akibat Pencemaran Air……………………………………….......4
2.2 Usaha Mengatasi Pencemaran Air bagi Kehidupan Manusia……………………5
2.3 Proses Pengolahan Air Buangan untuk Mengatasi Pencemaran…………………6
Bab III Penutup……………………………………………………………………………..9
3.1 Simpulan………………………………………………………………………….9
3.2 Saran……………………………………………………………………………...9
Daftar Rujukan……………………………………………………………………………..10




























BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia.Menurut Kodoatie (2008) “air merupakan sumber kehidupan. Semua makhluk membutuhkan air. Untuk kepentingan manusia, makhluk hidup dan kepentingan lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan”. Air di Indonesia sangat melimpah, hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Akan tetapi, hal ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya, masyarakat kebanyakan menyalahgunakan kelebihan ini dengan mencemarinya.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan ditempat penampungan air antara lain: danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat memerlukan air bersih untuk minum,memasak, mencuci, dan keperluan lain. Air tersebut juga mempunyai standar 3B (tidak berwarna,berbau,dan beracun).  dalam kehidupan sekarang, adakalanya masyarakat melihat air yang berwarna keruh dan berbauserta bercampur dengan benda-benda sampah antara lain: kaleng, plastik, dan sampah organik. Pemandangan seperti itu dapat dijumpai pada aliran sungai, rawa, danau, dan kolam. Air yang demikian biasa disebut air kotor atau disebut pula air yang terpolusi. Bagi masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari-hari. Sumber-sumber yang mengakibatkan air tersebut tercemar berasal dari mana-mana. Contohnya limbah-limbah industri yang dibuang dan dialirkan ke sungai. Semua akhirnya bermura di sungai dan pencemaran air ini dapat merugikan manusia apabila mengkonsumsi air ini.
Dengan mengetahui kenyataan ini, sudah banyak para ahli yang meneliti dan mencoba mengatasi pencemaran air ini. Para ahli tersebut salah satunya dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) (2001) yang menelitipencemaran air dari limbah industri dan rumah tangga serta telah melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengatasinya. Ternyata hasilnya cukup menakjubkan. Penyuluhan tersebut di respon dengan baik oleh masyarakat dan industri besar.Selain itu, penyuluhan yang dilakukan telah mengakibatkan banyaknya para peneliti yang telah membuat cara untuk mengatasi pencemaran air, salah satunya dengan membuat cara pengolahan air buangan. Cara ini cukup efektif digunakan oleh masyarakat dan industri, cara mudah dan mempunyai hasil yang memuaskan tapa harus membayar mahal.
Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini berjudul Usaha Mengatasi Pencemaran Air Bagi Kehidupan Manusia. Topik ini signifikan untuk dibahas karena usaha mengatasi pencemaran air sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan usaha mengatasi pencemaran air sudah berbagai macam, salah satunya dengan pengolahan air buangan.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah sebagai berikut.
(1)     Apa saja penyebab dan akibat pencemaran air?
(2)     Apa saja usaha mengatasi pencemaran air bagi kehidupan manusia?
(3)     Bagaimanakah cara pengolahan air buangan untuk mengatasi pencemaran?

1.3  Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.
(1)   Mendeskripsikan penyebab dan akibat pencemaran air
(2)   Mendeskripsikan usaha mengatasi pencemaran air bagi kehidupan manusia
(3)   Mendeskripsikan proses pengolahan air buangan.









































BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Penyebab dan Akibat Pencemaran Air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga.Limbah pemukiman mengandung limbah domestik yang berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik yaitu sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri contoh: sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan.  Sampah anorganik ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable) contoh:  kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit.Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Kenyatannya pada saat ini hampir semua rumah tangga menggunakan deterjen.
Penyebab lainnya juga berasal dari limbah industri. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air antara lain: logam berat, toksin,minyak, nutrien, dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya kandunganO2 yang terlarut. Ada dua cara yang digunakan untuk menentukan kadar oksigendalam air, secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand)secara biologi. Makin besar harga BODsemakin tinggi pula tingkat pencemarannya. (sentra-edukasi, 2010).
Air limbah tersebut memiliki harga BOD yang tingi, sehingga dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar limbah berat.Selain diakibatkan oleh limbah pemukiman (rumah tangga) sumber atau penyebab pencemaran air juga disebabkan oleh limbah pertanian dan di beberapa tempat tertentu diakibatkan oleh limbah pertambangan.
Akibat dari pencemaran air :
Jika air disekitar lingkungan masyarakat tercemar, dapat mengakibatkan
(1)   kekurangan sumberdaya air
(2)   menjadi sumber penyakit
(3)   terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati
Limbah yang terus-menerus meningkat, akan mengakibatkan air semakin tercemar dan akan sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih karena air yang tercemar akan meresap ke dalam tanah. Air tanah tersebut merupakan sumber dari air sumur di rumah masyarakat, dan apabila masyarakat mengkonsumsi air tersebut akan mengakibatkan penyakit. Air yang tercemar tidak hanya masuk dalam tanah, tetapi juga mengalir pada sungai bahkan laut dan mengakibatkan terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati.
2.2. Usaha Mengatasi Pencemaran Air bagi Kehidupan Manusia
Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan mulai dari pengenalan dan pengertian yang baik oleh perilaku masyarakat.Menurut Prawirohartono (2000) “perubahan perilaku masyarakat secara alami, ekosistem air dapat melakukan ‘rehabilitasi’ apabila terjadi pencemaran terhadap badan air”. Kemampuan ini ada batasnya. Oleh karena itu, sehendaknya ada upaya untuk pencegahan dan penanggulangan pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan sembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan-peraturan yang diterapkan di lingkungan masing-masing secara konsekuen. Sampah-sampah hendaknya dibuang pada tempat yang telah ditentukan.Masyarakat di sekitar sungai hendaknya mengetahui pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan tempat mandi-cuci-kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman.
Banyak tindakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai cara penanggulangan pencemaran air.
(1) tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dan lain sebagainya.
(2) tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil, dan sepeda  motor
(3) tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai tempat kakus
(4) tidak minum air dari sungai, danau, atau sumur, tanpa dimasak dahulu
(5) sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
(6) mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan atau dialirkan ke sungai, sehendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah. Apabila terpaksa harus dibuang ke sungai supaya tidak  terjadi pencemaran air. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar dan akan lebih baik lagi, jika limbah yang telah diolah dapat dipergunakan kembali untuk kepentingan industri lainnya.
Dalam menyikapi permasalahan pencemaran air ini, terdapat beberapa cara penanggulangannya.  Menurut Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat (2001)di antaranya sebagai berikut.
(1) Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan
(2) Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik.
(3) Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
(4) Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.
(5) Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan EPCM(Environmental Pollution Control Manager).
(6) Program Rehabilitasi dan Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup
(7) Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
(8) Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
(9) Meningkatkan konservasi air bawah tanah.
(10) Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.

Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam jumlah banyak. Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal. Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal.
“Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata. Pohon sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula sumber-sumber air potensial di bawahnya”. Menurut (Anneahira, 2005

2.3 Proses Pengolahan Air Buangan untuk Mengatasi Pencemaran
Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septictank di daerah atau lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap sepuluh rumah disediakan satu WC umum. Upaya demikian baik untuk lingkungan, bersahabat, murah, dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur atau air tanah.Selain itu, hendaknya sudah mulai diupayakan pembuatan kolam pengolahan air buangan (air cucian, air kamar mandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung dialirkan ke selokan atausungai.
Untuk limbah industri upaya penanggulangan pencemaran air dengan cara mengalirkan air yang tercemar ke dalam beberapa kolam, kemudian dibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan), kimiawi (diberi zat kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dari polutan yang berbahaya. Menurut Hidayat (2008:15) “agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip pengendalian limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) serta setelah proses produksi (end-pipe pollution prevention)”.
Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi lima tahap antara lain:
(1)   Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
(2)   Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung.
(3)   Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua  untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa.
(4)   Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga antara lain:
(1) Pengendapan yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk mengendapkan Fosfor.
(2) Adsorbsi yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau bau.
(3) Elektrodialisis yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan menggunakan tenaga listrik.
(4) Osmosis yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik mineral dari air.
(5) Klorinas, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit.
(5)   Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustionpressure filtration, dan vacuum filtration.
Dengan demikian, air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai, dan lain-lain) hanyalah air yang tidak tercemar. Air hasil tersebut sudah dapat dipakai kembali untuk keperluan sehari-hari.

BAB III
PENUTUP


3.1. Simpulan
(1) Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga. Selain itu pencemaran air juga disebabkan dari limbah industri yang dibuang sembarangan di sungai, selokan, laut, dan lain-lain. Hal itu mengakibatkan terjadinya bencana banjir, erosi, tanah longsor, dan lain-lain.
(2) Upaya penanggulangan pencemaran air dimulai dari pengertian yang baik dan perubahan dari masyarakat. Dimulai dengan tidak membuang sampah rumah tangga sembarangan di sungai sampai pada pengertian untuk mengolah sampah agar tidak mencemari air. Selain hal itu, pennggulangan pencemaran air dengan cara penanaman pohon dapat mencegah longsor dan dapat menyerap banyak air bersih.
(3) Proses pengolahan air buangan dapat mengurangi pencemaran air dari limbah rumah tangga atau limbah industri. Proses pengolahan air buangan dimulai dari penanganan primer, sekunder, tersier, dan pengolahan lumpur. Dalam penanganan tersier tedapat proses-proses antara lain:adsorbs, elektrodialisi, osmosis, dan klorinasi.

3.2. Saran
Bagi masyarakat dan industri-industri besar, hendaknya memperhatikan limbah yang mencemari sungai, danau, laut dan rwa. Selain itu, sebaiknya mengunakan cara pengolahan air buangan untuk mengolah limbah menjadi air bersih  yang dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.





















DAFTAR RUJUKAN


Robert Kodoatie. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Edisi 2).Jakarta:Index.

Sentra, Edukasi. 2010Macam-macam Penceemaran Lingkungan(Online), (http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/macam-macam-pencemaran-lingkungan-upaya.html,diakses 24November 2011).

Slamet Prawirohartono. 2000. Biologi – 1b Untuk SMU Kelas 1 Tengah Tahun Kedua. Bandung: Bumi Aksara.

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)2001. Penanggulangan Pencemaran AirBandungDinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup.

Anneahira.2010. Cara Mencegah Penemaran Air, (Online), (www.anneahira.com/cara-mencegah-pencemaran-air.html, diakses 24 November 2011).

HidayatWahyu1Januari, 2008. Teknologi Pengolahan Air LimbahMajari. hlm. 5.

















Makalah Pencemaran Air Kata Pengantar Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi, kita semua bergantung pada air. Manusia memerlukan air untuk aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, terutama air bersih. Air bersih sangat penting karena berhubungan langsung dengan proses metabolisme di dalam tubuh manusia. Namun, pada masa sekarang ini semakin sulit untuk mendapatkan air bersih. Pencemaran air terjadi diberbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian khusus. Bahkan saat ini air menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar. Kami akan mencoba membahas masalah pencemaran air tersebut. Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya. Segala kekurangan ada pada kami karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Penulis BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Diperlukannya perhatian khusus pada masalah pencemaran air yang dampaknya semakin terasa pada kehidupan alam sekitar dewasa ini. Maksud dan Tujuan Memberikan tambahan pengetahuan mengenai sebab-akibat pencemaran air serta penanggulangan yang harus dilakukan. BAB II PENCEMARAN AIR Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan keadaan tersebut dapat terjadi karena masuknya zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang menyebabkan air tidak berguna lagi. Mengenai adanya fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi memang dapat mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, namun hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Karena pada prakteknya masukan zat pada sumber air tersebut adalah berupa buangan yang bersifat rutin seperti buangan limbah cair dan sejenisnya. Padahal dalam kehidupan sehari-hari makhluk hidup membutuhkan air yang bersih dan sehat. Terutama manusia yang dapat membedakan kualitas air yang akan diminum, tentu akan sangat terganggu dengan pencemaran air tersebut. Adapun ciri-ciri air bersih dan sehat adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan bersifat netral secara kimia dalam arti tidak bersifat basa atau asam. Penyebab Terjadinya Pencemaran Air Terjadinya pencemaran air tidak lepas dari ulah tangan manusia. Ini dikarenakan kecerobohan manusia yang ingin mengambil jalan pintas tanpa berfikir dampak yang dihasilkan dari perbuatannya. Contoh paling sederhana adalah membuang sampah tidak pada tempatnya, pada saluran air atau sungai, air menjadi kotor dan tercemar. Kegiatan yang dianggap sepele oleh manusia namun berdampak besar bagi keselarasan lingkungan hidup sekitar. Limbah rumah tangga mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri seperti sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, logam, dan karet. Sampah anorganik ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri. Secara umum penyebab pencemaran air dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: Biologis Bakteri dan virus dari sampah rumah tangga dan lainnya yang bersifat organik. Kimia Zat beracun kimiawi dari limbah industri, racun pestisida, herbisida, dan deterjen. Fisik Plastik, kaleng, besi dan sejenisnya yang sulit diuraikan. Penyebab terjadinya pencemaran air bila dilihat dari jenis bahan buangannya, dapat dikelompokan sebagai berikut: Bahan buangan padat Bahan buangan padat berupa sampah berbentuk padat baik yang kasar maupun halus. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan atau pembentukan koloidal. Bahan buangan organik (makanan) Bahan buangan organik umumnya yang dapat membusuk oleh mikro organisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikan populasi mikro organisme. Bahan buangan anorganik Bahan anorganik umumnya adalah logam, apabila masuk ke perairan akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan cairan berminyak Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air akan mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile (CO2, Chlorine, Fluorine, Iron, Sulfur), maka akan terjadi penguapan yang berbahaya dan berdampak buruk pada ekosistem dalam air. Bahan buangan berupa panas Perubahan temperatur air bukan saja menghalau ikan dan spesies lainnya namun dapat menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibat dari Pencemaran Air Mulai dari hal ringan sampai akibat yang serius bisa terjadi karena pencemaran air. Penyakit kulit adalah contoh sederhana dari masalah ini. Dan bukan hanya manusia yang merasakan dampak dari tercemarnya air, bahkan makhluk yang hidup di dalam air tidak dapat mempertahankan hidupnya, baik karena suhu air menjadi tidak sesuai ataupun rendahnya kadar oksigen. Akibat pencemaran air pada kehidupan umat manusia sangat kompleks. Apabila kita meminum air yang sudah tercemar maka dapat mengganggu kesehatan karena akan menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakan sel pada tubuh kita. Walaupun kita tidak meminum air yang sudah tercemar tapi sumber penyakit seperti malaria, demam berdarah dan muntaber dapat ditularkan oleh serangga yang hidup atau hinggap pada habitat air kotor yang tercemar. Hal paling serius dari pencemaran air tentu saja penyakit mematikan seperti kanker ataupun ganguan pada saraf otak sebagai pusat kontrol tubuh manusia. Salah satunya bisa disebabkan oleh zat pemberantas hama pestisida atau DDT yang telah masuk ke dalam tubuh akan larut dalam lemak, sehingga tubuh kita akan menjadi pusat polutan yang semakin hari akan terakumulasi hingga mengakibatkan efek yang menakutkan. Dari limbah rumah tangga saja, dampak pencemaran air dapat mendatangkan akibat sebagai berikut: Berkurangnya jumlah oksigen terlarut di dalam air karena sebagian besar oksigen digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses pembusukan sampah. Sampah anorganik ke sungai, dapat berakibat menghalangi cahaya matahari sehingga menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen. Deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk jangka waktu yang lama di dalam air, mencemari air dan meracuni berbagai organisme air. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau yang merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. Tumbuhan air (eceng gondok dan ganggang) yang mati membawa akibat proses pembusukan tumbuhan ini akan menghabiskan persediaan oksigen. Material pembusukan tumbuhan air akan mengendapkan dan menyebabkan pendangkalan. Pencemaran air secara umum dapat berdampak sebagai berikut: Dapat meracuni sumber air minum Menjadi sarang atau sumber penyakit Mercuni hewan atau kehidupan air Ketidakseimbangan ekosistem di sungai dan danau Pengrusakan hutan akibat hujan asam Dampak terhadap estetika lingkungan Sulitnya mendapatkan sumber air bersih Dapat pula menyebabkan terjadinya banjir Penanggulangan Mencegah sebelum terjadi adalah tindakan yang bijak. Untuk dapat mencegah suatu pencemaran diperlukan rasa tanggung jawab dan memiliki terhadap alam dan lingkungan sekitar. Adapun yang dapat kita lakukan adalah: Membuang sampah pada tempat yang tepat. Membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk industri dan pabrik. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan. Untuk rumah tangga, jika terpaksa menggunakan air sungai untuk keperluan MCK (mandi, cuci, kakus) sebaiknya air tersebut disaring terlebih dahulu. Melakukan 3R (Reuse Reduce dan Recycle). Menggunakan ulang barang-barang yang masih dapat digunakan, mengurangi pemakain benda atau barang yang sulit diuraikan dan mendaur ulang barang bekas agar mempunyai nilai atau fungsi lain. BAB III PENUTUP Kesimpulan Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen-komponen ke dalam air sehingga kualitas air menurun. Polutan tersebut antara lain limbah rumah tangga, sampah, limbah pertanian, limbah industri dan lain sebagainya. Limbah pemukiman (rumah tangga) yang menjadi salah satu penyebab pencemaran air diakibatkan oleh aktivitas manusia itu sendiri. Dan pada akhirnya pencemaran air ini juga memberikan dampak dan akibat merugikan bagi manusia itu pula. Saran Berhati-hatilah dalam menggunakan air, karena ada air yang sudah tercemar. Jagalah habitat air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih, minimal mulai dari diri sendiri untuk tidak membuang sampah ke dalam sungai atau kolam. Buanglah sampah pada tempat yang tepat. 

Read more at: http://waterforgeo.blogspot.com/2011/03/makalah-pencemaran-air.html
Copyright waterforgeo.blogspot.com sponsor The Jatem Coorporation





Makalah Pencemaran Air


Bab I
Pendahuluan

Latar Belakang

Kita menggunakan air untuk keperluan sehari-hari. Seperti untuk minum, mandi dan mencuci. Air yang kita gunakan tentunya harus bersih. Air bersih adalah air yang tidak berwarna, tidak bebau dan tidak beracun. Namun, saat ini air bersih mulai sulit didapatkan. Penyebabnya adalah kelalaian manusia.
Kandungan air saat ini memprihatinkan terlebih air yang tercemar karena air  mengandung logam, limbah dan zat kimia yang berbahaya.

Air untuk kehidupan sudah semestinya kita mengelola air limbah sebelum memasuki badan air. Sesuai dengan siklus hidrologi, jumlah air di muka bumi adalah konstan. Namun, akibat pencemaran limbah air mengalami penurunan kualitas hingga tidak dapat dipergunakan. Misalnya di beberapa tempat air tanah telah mengalami penurunan kualitas akibat perembesan limbah cair domestik, industri dan pertanian.


Itulah kenapa air sebagai sumber utama bagi manusia serta makhluk hidup lainnya dimuka bumi ini karena merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.


Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar kita mengetahui tentang pecemaran air, dampak-dampaknya dan cara menanggulanginya.













Bab II
Pembahasan

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air sepertidanausungailautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Menurut Keputusan Menteri Negara Kepedudukan dan Lingkungan Hidup No.02/MENLH/I/1998, yang dimaksud dengan polusi/pencemaran air adalah masuk/dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam air/udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, kurang atau tidak dapat berfungsi lagi dengan peruntukannya.

Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.
Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruhdunia, lebih dari 14.000 orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air.

Indikator atau tanda bahwa air di lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati dan digolongkan menjadi :
•           Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air, perubahan suhu, warna, dan adanya perubahan bau atau rasa.
•           Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut (perubahan pH).
•           Pengamatan biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya patogen.

Penyebab Pencemaran Air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
·                     Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
·                     Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
·                     Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berattoksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

Akibat Pencemaran Air
1.             Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen (O2) yang dapat menyebabkan kematian.
2.            Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air (eurotrifikasi)
3.            Pendangkalan dasar perairan
4.            Tersumbatnya penyaring reservoir dan menyebabkan perubahan ekologi
5.            Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran cacat
6.            Akibat penggunaan pastisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan maskhluk berguna terutama predator
7.            Kematian biota kuno, seperti: plankton, iank, bahkan burung
8.            Kekurangan sumber air
9.            Mutasi sel, kanker, dan leukimia



Cara Mengatasi Pencemaran Air yang Efektif

·                     Mempertahankan sumber-sumber air bersih yang belum tercemar.
Sumber air yang masih bersih hendaknya tetap dipertahankan kebersihannya. Jangan sampai ikut tercemar, karena jika sudah tercemar akan sulit membersihkannya.


·                     Menanam tanaman-tanaman berkayu tebal.
Tanaman-tanaman yang berkayu tebal adalah tanaman yang dapat menyerap air dengan baik. Dengan begitu, persediaan air tanah mencukupi dan sumber air bersih dapat terjaga.
·                     Tidak membuang sampah ke sungai.
Jika sampah yang dibuang dari satu rumah tangga masuk ke sungai saja sudah mengotori sungai. Bagaimana halnya jika setiap rumah tangga yang ada di Indonesia membuang sampah rumah tangga mereka ke sungai. Sungai menjadi sangat kotor dan tercemar. Pendangkalan sungai pun terjadi yang akhirnya dapat menyebabkan banjir. Banjir mengalirkan air tercemar ke kawasan pemukiman yang dapat menyebabkan wabah penyakit, seperti diare, penyakit kulit, dan lain sebagainya.
·                     Mendaur ulang semua sampah yang bisa didaur ulang.
Sampah yang bisa didaur ulang usahakan untuk didaur ulang. Tidak membuangnya ke sungai atau got. Hal ini dilakukan agar perairan di sekitar masyarakat tidak tercemar. Jika tercemar, biasanya menimbulkan bau tidak sedap. Hal ini sangat menganggu masyarakat dalam menjalankan aktivitas mereka.



·                     Penyuluhan pembuangan limbah industri.
Industri-industri yang mengeluarkan limbah cair hendaknya diberi penyuluhan agar mereka melakukan pengolahan limbah sebelum dibuang ke sungai. Ini perlu pengawasan ketat dari pemerintah karena sampai saat ini, masih banyak Industri-industri yang membuang limbah cairnya begitu saja ke sungai. Mereka tidak menghiraukan dampak yang akan timbul pada masyarakat yang hidup di area tersebut.

·                     Penyuluhan bagi pengguna transportasi laut.
Bagi masyarakat pengguna transportasi lautan hendaknya diberikan penyuluhan agar memastikan kendaraan mereka tidak bocor agar tidak mencemari air laut.
·                     Peraturan yang tegas kepada para pengusaha minyak.
Peraturan tersebut dibuat agar tidak membuat kilang minyak dekat pemukiman penduduk. Kilang-kilang minyak hendaklah didirikan sejauh mungkin dari kawasan pemukiman, agar tidak membahayakan masyarakat sekitar. Jika terjadi kebocoran minyak yang mencemari laut, maka binatang-binatang laut akan terganggu ekosistemnya.
·                     Pemerintah hendaknya membuat peraturan yang tegas untuk pembuangan limbah beracun.
Dengan peraturan yang ketat, maka para pengusaha akan berpikir berulang kali untuk membuang limbah cairnya begitu saja. Pengolahan limbah yang mahal sudah menjadi risiko mereka sebagai pengusaha. Maka jika Anda akan mendirikan sebuah industri, buatlah industri yang ramah lingkungan. Selain lebih murah, Anda pun tidak akan dibenci oleh masyarakat dan lembaga-lembaga pencinta lingkungan.














Bab III
PENUTUP

Kesimpulan
Kita harus menggunakan air seperlunya dan tidak menggunakan air yang tercemar untuk kebutuhan dan keperluan sehari-hari karena di dalamnya terkandung zat-zat yang sangat berbahaya.Pencemaran air akan terus ada, namun kita dapat menanggulangi dan mengurangi jumlah pencemaran air.


Saran
Agar polusi air tak ada lagi, saran kami adalah:
·                     Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air karena air itu ada yang terpolusi dan ada yang tidak.
·                     Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air.
·                     Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.
·                     Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan.
·                     Jangan membuang sampah kesungai, dan jika terjadi penimbunan sampah di sungai akan mengakibatkan banjir