Tujuan dari
praktikum hujan asam, adalah :
1.
Untuk mengetahui apa
yang di maksud ujan asam
2.
Untuk mengetahui proses
terbentuknya ujan asam
3.
Untuk mengetahui dampak
atau akibat yang di timbulkan oleh ujan asam terhadap kehidupan manusia dan
lingkungan
4.
Untuk mengetahui upaya
yang dapat di tempuh untuk mengurangi dan mencegah terjadinya ujan asam
Manfaat dari
praktikum hujan asam adalah memberikan kita pengetahuan dan wawasan mengenai
apa yang di maksud dengan ujan asam, mengetahui tentang prosese terjadinya ujan
asam, dampak yang ditimbulkan oleh ujan asam terhadap kehidupan manusia dan
lingkungan dan usaha yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dan mencegah
dampak buruk yang ditimbulkan oleh ujan asam.
Pengetahuan ini diharapkan semoga mampu meningkatkan kesadaran kita
untuk menjaga lingkungan serta mengubah pola hidup untuk mendukung kelestarian
lingkungan hidup.
Definisi Hujan
Asam
Fenomena hujan
asam mulai dikenal sejak abad 17, hal ini diketahui dari buku karya Robert
Boyle pada tahun 1960 dengan judul “A General History Of The Air”. Buku tersebut menggambarkan fenomena hujan
asam sebagai “nitrous or salino sulforus
spiris”. Selanjutnya revolusi
industri di Eropa yang dimulai sekitar awal abad 18 memaksa penggunaan bahan
bakar batu bara dan minyak sebagai sumber utama energi untuk mesin-mesin. Sebagai akibatnya, tingkat emisi precursor (faktor penyebab) dari hujan
asam yakni gas-gas SO2, NOx, dan HCI meningkat. Padahal biasanya precursor ini hanya berasal dari gas-gas gunung berapi dan
kebakaran hutan.
Istilah hujan
asam pertama kali digunakan oleh Robert Angus Smith pada tahun 1872 pada saat
menguraikan keadaan di Manchester, dalam sebuah industri di Inggris bagian
utara. Smith menjelaskan fenomena hujan
asam pada bukunya yang berjudul “Air and
Rain: The Beginnings Of Chemical Technology”.
Hujan asam adalah hujan yang bersifat asam dari pada hujan biasa
(hunter BT 2004 dalam Rahadiman, Arya 2009).
Deposit asam dari atmosfer dapat bersifat basa (dari hujan, salju, atau
hujan es) atau kering (dari pertukaran turbulen dan pengaruh gravitasi yang
tidak berkaitan dengan hujan). Hujan asam dikenal pertama kali pada tahun 1950,
yaitu pada saat hujan asam tersebut memeberikan dampak negatif berupa air yang
bersifat asam di danau Skandinavia dan kanada (Mukono 2000 dalam Rahardiman,
Arya 2009). Istilah keasaman berarti bertambahnya ion hidrogen kedalam suatu
lingkungan. Suatu lingkungan akan bersifat asam jika kemasukan ion hidrogen
yang berasal dari asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3). Satu reaksi penting
dalam oksidasi sulfur dioksida adalah antara sulfur dioksida yang terlarut
dalam hidrogen peroksida. Masalah hujan asam dalam skala yang cukup besar
terjadi pada tahun 1960an ketika sebuah danau di Skandinavia menungkat
keasamannya sehingga mengakibatkan berkurangnya populasi ikan. Hal tersebut
juga terjadi di Amerika Utara, pada masa itu banyak pula hutan-hutan di bagian
Eropa dan Amerika yang rusak. Sejak saat itulah dimulai berbagai usaha
penanggulangannya, baik melalui bidang ilmu pengetahuan, teknis maupun politik.
Hujan yang normal seharusnya adalah hujan yang tidak membawa zat pencemar dan
dengan pH 5,6. Air hujan memang sedikit asam karena H2O yang ada pada air hujan
bereaksi dengan C02 di udara. Reaksi tersebut menghasilkan asam
lemah H2CO3 dan terlarut di air hujan. Apabila air hujan tercemar dengan
asam-asam kuat, maka pHnya akan turun di bawah 5,6 maka akan terjadi hujan
asam.
Hujan asam
sebenarnya dapat mencegah Global Warming,
gas buang seperti S02 penyebab hujan asam mampu memantulkan sinar
matahari keluar atmosfer bumi sehingga dapat mencegah kenaikan temperatur bumi.
Akan tetapi, efek samping dari hujan asam menghasilkan kerusakan lingkungan
yang lebih parah dibandingkan global warming.
Dampak hujan
asam terhadap kehidupan manusia dan lingkungan
Terjadinya hujan
asam harus di waspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada
lingkungan biotik namun juga pada lingkungan abiotik, antara lain :
a.
Danau
Kelebihan
zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya spesies yang bertahan.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi
ikan-ikan di danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup,
sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu populasi ikan.
b.
Tanah
Efek
tidak langsung dari hujan asam adalah efek terhadap tanah. Gejala ini
menyebabkan terjadinya pencucian mineral seperti Ca, Mg, dan Potassium, yang
merupakan mineral utama bagi pertumbuhan tanaman.
c.
Tumbuhan
Tanaman
dipengaruhi hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak
sehingga nutrisi menghilang sehingg tanaman tidak tahan terhadap keadaan
dingin, jamur, dan seranggga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih
sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting jadi hilang.
d.
Kesehatan Manusia
Dampak
deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun ada yang nyata
berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya senyawa Nox
dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dikarenakan banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap
pencemaran yang terjadi.
e.
Korosi
Hujan
asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti
batu kapur, pasir besi, marmer, batu pada dinding beton serta logam. Ancaman
serius juga dapat terjadi pada bangunan tua serta monument termasuk candi dan
patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat,
sehingga kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal
semakin banyak akan merusak batuan.
Hasil Pengamatan
Ø Pada
gelas 1 yang berisi air dan 1 sendok makan asam sitrat lalu dimasukkan batu
bata, batu kali dan bunga kertas.
Beberapa saat kemudian batu bata yang dimasukkan kedalam larutan air
tersebut mengeluarkan gelembung gas.
Begitupun batu kali sama-sama mengeluarkan gelembung gas, namun
jumlahnya lebih sedikit dari gelembung gas batu bata. Pada bunga pun terjadi reaksi yang sama.
Ø Pada
gelas 2 yang berisi air dan 2 sendok makan asam sitrat lalu dimasukkan batu
kali, batu bata dan bunga kertas. Dengan
reaksi batu bata dan bunga yang mengeluarkan gelembung ketika dimasukan kedalam
gelas, kemudian airnya yang berubah menjadi keruh akibat batu bata yang sedikit
larut.
Ø Pada
gelas ke 3 yang berisi air, 3 sndok makan asam sitrat, kemudian dimasukan
material dengan urutan bunga, batu kali, bunga. Dengan reaksi sedikit adanya
perubahan bentuk pada batu dan adanya perubahan suhu air yang menurun atau
menjadi dingin sehingga efeknya gelas bagian luar berembun.
Ø Sementara
di gelas yang ke 4 gelas yang berisi air, dengan tanpa dicampur asam sitrat,
kemudian dimasukan material dengan urutan
batu bata, batu kali, dan bunga. Pada gelas ini sama sekali tidak ada
reaksi yang signifikan hanya saja semua materi yang dimasukan mengeluarkan gas
atau gelembung tanpa mengubah suhu, dan warna air.
FOTO DOKUMENTASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar